Wednesday, February 15, 2012

Implementasi Multisistem Silvikultur Dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan

IMPLEMENTASI MULTISISTEM SILVIKULTUR DAN PENGARUHNYA TERHADAP LINGKUNGAN[1])

Oleh
 Andry Indrawan[2]) dan Bambang Tri Sasongko Adi[3])



Pendahuluan
Hingga saat ini, Indonesia kehilangan hutan aslinya sebesar 72%. Penebangan hutan yang tidak terkendali selama puluhan tahun menyebabkan adanya penyusutan hutan tropis secara besar-besaran. Laju kerusakan hutan 1985-1997 tercatat 1,6 juta hektar per tahun, sedangkan pada 1997-2000 menjadi 3,8 juta hektar per tahun (Forest Watch Indonesia, 2001). 
Deforestasi di Indonesia menyebabkan kerusakan ekosistem hutan sebagai sumber hidup masyarakat sekitar hutan, habitat berbagai jenis flora dan fauna, konservasi biodiversity, plasma nutfah, hidro-orologi dan perlindungan alam lingkungan, serta merupakan paru-paru dunia, yang dapat menyerap karbon dan menyediakan oksigen bagi kehidupan di muka bumi.
Fungsi hutan sebagai penyimpan air tanah juga akan terganggu akibat terjadinya perusakan hutan yang terus menerus.  Hal ini akan berdampak pada semakin seringnya terjadi kekeringan di musim kemarau dan banjir serta tanah longsor di musim hujan.  Pada akhirnya, kondisi ini akan berdampak serius terhadap kondisi perekonomian masyarakat.
Deforestasi, menurut Goldemberg (1989) dalam Indrawan (1995), memberikan sumbangan 9% terhadap pemanasan global.  Namun, yang menjadi perhatian bukan besarnya sumbangan tersebut, akan tetapi dampak pemanasan global sangatlah merugikan manusia.
Menurut FAO dalam FWI (2001), jumlah total vegetasi hutan di Indonesia menghasilkan lebih dari 14 miliar ton biomassa, jauh lebih tinggi daripada negara-negara lain di Asia, dan setara dengan sekitar 20 persen biomassa di seluruh hutan tropis di Afrika. Jumlah biomassa ini, secara kasar menyimpan sekitar 3,5 miliar ton karbon.
Mengingat penebangan hutan yang sudah berlangsung secara ekstensif di Indonesia, sementara hutan yang ditanami kembali sangat terbatas, kemungkinan besar perubahan tutupan lahan ini justru lebih banyak menghasilkan karbon daripada menyimpannya, sehingga memberikan andil terhadap pemanasan global.


[1]) Dipresentasikan pada Seminar Implementasi Multisistem Silvikultur di Indonesia. Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 19 Desember 2011. 
[2]) Guru Besar Emeritus,  Fakultas Kehutanan IPB.
[3]) Presiden Direktur PT. Hatfield Indonesia. Bogor. Indonesia.