Saturday, January 2, 2016

Restorasi Ekosistem Areal Hutan Dan Lahan Bekas Kebakaran Di Indonesia

RESTORASI EKOSISTEM AREAL HUTAN  DAN LAHAN BEKAS KEBAKARAN DI INDONESIA[1])

Oleh :
 Prof. Dr. Ir. Andry Indrawan, MS [2])

Pendahuluan
Sumberdaya hutan beserta lingkungannya merupakan kesatuan sistem ekologis atau ekosistem yang mempunyai manfaat langsung dan tak langsung bagi manusia. Dalam ekosistem sumberdaya ini manusia bertindak sebagai konsumen, dan berperan aktif dalam menjaga kelangsungan dan manfaatnya.
Kegiatan pengusahaan hutan dalam bentuk Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Alam adalah salah satu pendayagunaan sumberdaya alam oleh kegiatan manusia. Kegiatan ini pada hakekatnya adalah melakukan perubahan-perubahan dari ekosistem hutan yang umumnya sudah mantap.
Perubahan dan gangguan terhadap ekosistem sumberdaya alam dan lingkungannya akan menimbulkan masalah lingkungan hidup yang baru, baik yang positif maupun negatif. Masalah lingkungan hidup ini ada yang langsung mempengaruhi kesejahteraan masyarakat, seperti masalah kesehatan, sosial ekonomi dan kualitas lingkungan hidup. Ada pula dampak yang tidak langsung dirasakan, seperti kerusakan ekosistem alam, berupa menurunnya produktifitas hutan.

Thursday, December 31, 2015

Multisistem Silvikultur Untuk Kelestarian Hutan di Indonesia

MULTISISTEM SILVIKULTUR
UNTUK KELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA[1])

Oleh :
Prof. Dr. Ir.  Andry Indrawan MS.[2])
  
Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki arti penting bagi kehidupan manusia. Hutan dengan berbagai fungsi dan manfaatnya memberikan pengaruh yang sangat besar baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap aspek ekologi, ekonomi, sosial dan budaya. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta bertambahnya jumlah penduduk maka menyebabkan kebutuhan manusia menjadi semakin meningkat. Hal ini berdampak pada ketergantungan manusia terhadap sektor kehutanan menjadi semakin meningkat sehingga dapat mempengaruhi kondisi hutan secara ekologis. Oleh karena itu diperlukan konsep pengelolaan hutan secara lestari, yang dalam perkembangannya diharapkan dapat menambah nilai ekonomi namun tetap menjaga fungsi ekologis.

Peranan Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB) dan Multi Sistem Silvikultur (MSS) dalam Peningkatan Produktivitas Lahan Hutan

Peranan Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB) dan
Multi Sistem Silvikultur (MSS)
dalam Peningkatan Produktivitas Lahan Hutan[1])

Oleh :
Ir. Suwarno Sutarahardja[2])

I.        Pendahuluan
Pengusahaan hutan telah dilakukan sejak lama, bahkan sejak pemerintahan Kolonial Hindia Belanda melalui pendirian panglong didaerah Sumatera Timur dan Kalimantan Tengah, dan berkembang lebih lanjut pada pemerintahan Orde Lama setelah diterbitkannya PP no 64 tahun 1957 Tentang Desentralisasi. Namun pengembangan Usaha Pemanfaatan Hutan dalam Unit Usaha yang berazaskan kelestarian diluar P. Jawa baru dikembangkan pada pemerintahan Orde Baru setelah keluarnya UU no 5 Tahun 1967 yang diikuti dengan PP no 22 Tahun 1968 Tentang Iuran Hak Pengusahaan Hutan (IHPH) dan Iuran Hasil Hutan (IHH), PP no 21 Tahun 1970 Tentang  Hak Pengusahaan Hutan (HPH) dan Hak Pemungutan Hasil Hutan ( HPHH), serta PP no 33Tahun 1970 Tentang Perencanaan Hutan.

Sunday, July 13, 2014

Kondisi Saat Ini dan Masa Depan Hutan Alam Produksi di Indonesia

KONDISI SAAT INI DAN MASA DEPAN HUTAN ALAM PRODUKSI DI INDONESIA[1])

Oleh :
Prof. Dr. Ir.  Andry Indrawan[2])

Pendahuluan
Indonesia merupakan negara yang memiliki areal hutan tropis yang luas, kaya akan berbagai jenis hidupan liar dan berbagai ekosistem, yang perlu dijaga dan dilestarikan keberadaannya. Upaya-upaya untuk menjaga dan melestarikan hutan sudah sering dilakukan tetapi keadaan hutan di Indonesia semakin hancur karena prinsip membangun hutan yang berkelanjutan (Sustainable Forest Management) cenderung diabaikan. Pola pembangunan dan pemanfaatan hutan hanya berorientasi kepada pembalakan (timber oriented) tanpa memperhatikan dan memperhitungkan nilai-nilai lingkungan/ekologi, sosial, ekonomi dan budaya masyarakat setempat, Hal Ini  mengakibatkan terjadinya eksploitasi hutan secara berlebihan, sehingga potensi sumberdaya alam lainnya seperti hasil hutan non kayu (flora dan fauna) menjadi rusak dan hilang tanpa memberikan hasil yang optimal.

Kebijakan Pengelolaan Ekosistem Hutan Produksi Lestari di Indonesia Berdasarkan Multisistem Silvikultur

KEBIJAKAN
PENGELOLAAN EKOSISTEM HUTAN PRODUKSI LESTARI DI INDONESIA
BERDASARKAN
 MULTISISTEM SILVIKULTUR[1])

Oleh :
Prof. Dr. Ir.  Andry Indrawan MS.[2])


Pendahuluan
Dengan beroperasinya kegiatan HPH sejak tahun 1970 terbukanya sarana dan prasarana jalan hutan dengan adanya kegiatan Pembukaan Wilayah Hutan dan kegiatan-kegiatan lainnya berupa penebangan, penyaradan, pembuatan TPN dan TPK.  juga timbul dampak induksi yang bukan disebabkan karena aktivitas HPH. Dampak induksi berupa perambahan hutan oleh perladangan, pencurian kayu, kebakaran hutan dsb. Sehingga areal bekas penebangan TPI/TPTI kondisinya  telah rusak dan rawan terhadap perambahan terutama pada wilayah-wilayah yang berbatasan dengan daerah yang berpenduduk padat.